
Antisipasi Keracunan, SDN di Tapin Terapkan “Food Test” Guru dan Kelola Sisa Makanan untuk Pakan Ternak
STORYBANUA.COM, TAPIN – Di tengah maraknya kasus keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa daerah, SDN Rantau Kiwa 2 di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, menerapkan sejumlah langkah proaktif untuk memastikan keamanan program tersebut. Sekolah ini tidak hanya mengutamakan pengawasan ketat, tetapi juga memiliki cara unik mengelola sisa makanan agar tidak terbuang sia-sia.
Kepala Sekolah SDN Rantau Kiwa 2, Nurul Huda, memastikan program MBG untuk 220 siswanya berjalan dengan prinsip kehati-hatian. Sebelum makanan dibagikan, Nurul dan dewan guru terlebih dahulu melakukan “food test” dengan mencicipi sampel yang dikirim penyedia.
“Setiap kali makanan datang, kami cicipi dulu. Dilihat aromanya, rasanya, dan kesegarannya. Kalau ada tanda-tanda basi, langsung kami tahan dan tidak dibagikan,” tegas Nurul pada Sabtu (11/10/2025). Langkah ini diambil sebagai bentuk kewaspadaan pasca maraknya laporan keracunan MBG, termasuk di Kalimantan Selatan.
Program MBG di sekolah ini telah berjalan sejak April 2025. Menu yang disajikan bervariasi, seperti ayam goreng tepung kriuk, bakso, mie ayam, burger, dan spageti. “Anak-anak paling senang kalau menunya ayam goreng tepung atau spageti. Sampai ada yang minta tambah,” ujarnya.
Untuk mengatasi sisa makanan, sekolah memiliki inisiatif ramah lingkungan. Sisa makanan siswa dikumpulkan oleh wali kelas dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak ayam dan bebek peliharaan guru di lingkungan sekolah. “Daripada terbuang, kami manfaatkan untuk pakan. Jadi tidak ada yang mubazir,” jelas Nurul.
Banding dengan Kejadian di Banjar
Sementara itu, di Kabupaten Banjar yang berdekatan, korban keracunan MBG mencapai 130 orang. Plt. Kepala Dinkes Banjar, dr. H. Noripansyah, mengonfirmasi bahwa hasil uji laboratorium sementara menunjukkan kontaminasi nitrat pada nasi kuning dan sayur yang disajikan. Namun, penyebab pastinya masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan dari Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Surabaya.
Merespons hal ini, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menurunkan tim investigasi independen yang dipimpin oleh Karimah Muhammad untuk menyelidiki kasus di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tungkaran.
“Kami harus mencari tahu penyebab kejadian kemarin. Buktinya ada pada kepala dinas kesehatan, dan malam ini kami akan memperoleh datanya. Setelah itu kami susun laporan resmi,” kata Karimah usai mengecek SPPG Tungkaran, Sabtu (11/10/2025).
Karimah menegaskan bahwa timnya belum dapat menyimpulkan penyebab keracunan sebelum hasil laboratorium keluar secara resmi. “Kami tidak boleh hanya berasumsi. Semua harus berbasis bukti,” tegasnya.
Dari pengamatan awal, ia menyoroti bahwa pengelola SPPG masih harus memenuhi sejumlah syarat, seperti Surat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Keputusan mengenai operasional SPPG Tungkaran akan ditentukan oleh BGN atau instansi teknis terkait setelah laporan investigasi lengkap diserahkan.
Dengan adanya perbedaan penerapan dan pengawasan yang ketat seperti di SDN Rantau Kiwa 2, diharapkan program MBG ke depannya dapat benar-benar aman dan memberikan manfaat optimal bagi siswa tanpa menimbulkan risiko kesehatan.