Banjarmasin Semakin Lumpuh: DLH Lemah, Kepala Dinas LH diduga Bermasalah
STORYBANUA. COM, BANJARMASIN – KMTI (Komunitas Mahasiswa Tarbiyah Islam) Banjarmasin, 5 April 2025.
Sampah menumpuk, warga mengeluh, ekonomi lesu. Itulah potret terbaru Kota Banjarmasin yang seolah kehilangan arah dalam urusan pengelolaan lingkungan. Sejak penutupan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Basirih, tak ada skenario darurat yang benar-benar jalan. Kota ini ibarat ditinggal oleh mereka yang mestinya bertanggung jawab.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin selaku garda terdepan justru menunjukkan kelemahan yang nyata. Tidak ada komunikasi terbuka ke masyarakat, tidak ada transparansi soal solusi jangka pendek, bahkan koordinasi dengan pihak terkait pun minim terdengar. Jika DLH lumpuh dalam krisis seperti ini, maka yang terdampak bukan hanya citra kota, tetapi kualitas hidup warganya.
Kepala Dinas yang Bungkam
Kepala Dinas LH Kota Banjarmasin, yang seharusnya menjadi juru bicara penyelamatan lingkungan, justru lebih banyak diam. Tidak ada klarifikasi publik, tidak ada gebrakan kebijakan. Maka wajar jika kini mulai muncul pertanyaan:
Apakah Kepala Dinas LH memang tidak mampu memimpin, atau sedang melindungi sesuatu yang tak ingin diketahui publik?
Saatnya Turun Tangan
Komunitas Mahasiswa Tarbiyah Islam (KMTI) dengan tegas menyatakan bahwa kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Pemerintah daerah harus bertanggung jawab, termasuk melakukan evaluasi total terhadap kinerja Kepala Dinas LH. Kami mendesak:
1. Dilakukannya audit kinerja DLH secara menyeluruh.
2. Pembukaan kembali TPS Basirih dengan skema pengelolaan baru dan partisipatif.
3. Pelibatan aktif masyarakat sipil, akademisi, dan mahasiswa dalam menyusun solusi lingkungan.
Jika suara rakyat terus diabaikan, maka KMTI akan turun langsung ke jalan, bukan untuk mencaci, tapi untuk menyadarkan bahwa Banjarmasin bukan tempat buangan janji kosong.
Tentang KMTI:
Komunitas Mahasiswa Tarbiyah Islam adalah organisasi kepemudaan yang fokus pada isu sosial, pendidikan, dan lingkungan. Kami percaya bahwa perubahan dimulai dari ilmu pengetahuan dan kejujuran demi kebaikan.
