Dilema Penyeberangan di Jalan Brigjen Hasan Basri: Antara RSUD Pembalah Batung Amuntai dan Warung Seberang.

Dilema Penyeberangan di Jalan Brigjen Hasan Basri: Antara RSUD Pembalah Batung Amuntai dan Warung Seberang.

STORYBANUA.COM, AMUNTAI –Ruas Jalan Brigjen H. Hasan Basri tepat di depan RSUD Pembalah Batung, Desa Muara Tapus, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), berubah menjadi titik rawan kecelakaan. Minimnya fasilitas penyeberangan jalan dan tidak adanya rambu pengendali kecepatan kendaraan membuat warga yang hendak menyeberang harus mempertaruhkan nyawa.

Kondisi ini diperparah dengan padatnya arus kendaraan berat seperti truk dan tronton yang melintas dengan kecepatan tinggi di ruas jalan tersebut. Warga yang keluar dari rumah sakit untuk berbelanja ke warung-warung di seberang jalan terpaksa menyebur di antara celah kendaraan yang melaju kencang.

“Sudah pernah terjadi kecelakaan sebelumnya. Penyeberang dari rumah sakit ingin belanja ke warung seberang jalan,” tutur Muknan, pemilik warung di seberang RSUD Pembalah Batung, ketika dikonfirmasi, Sabtu (4/10/2025).

Menurut pengakuannya, kejadian serupa tidak hanya terjadi satu atau dua kali. “Beberapa kali saya menyaksikan nyaris terjadi kecelakaan. Pengendara motor tiba-tiba rem mendadak karena ada pejalan kaki yang menyeberang,” imbuhnya.

Warga setempat mengaku sudah pernah mengajukan permohonan pembuatan zebra cross dan polisi tidur di lokasi tersebut. Namun hingga saat ini, usulan itu belum juga terealisasi.

“Kami sudah beberapa kali mengusulkan lewat perangkat desa untuk dibuatkan zebra cross, setidaknya ada tempat yang aman untuk warga yang ingin berbelanja ke seberang. Tapi sampai sekarang masih belum ada realisasi,” keluh warga setempat yang kerap mengantar keluarga berobat ke RSUD Pembalah Batung.

Pantauan di lokasi menunjukkan situasi yang memprihatinkan:

1. Tidak ada zebra cross sebagai area penyeberangan yang aman

2. Tidak terdapat polisi tidur atau rambu peringatan untuk memperlambat kendaraan

3. Volume truk besar yang cukup tinggi melintas dengan kecepatan cukup kencang

4. Banyak pejalan kaki yang terpaksa menyeberang secara spontan di titik mana saja

“Kami seperti main tarik-ulur dengan kematian setiap kali mau menyeberang. Terutama bagi pasien yang masih lemah atau lansia yang mobilitasnya lambat,” ujar udin seorang pengunjung rumah sakit.

Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan cepat untuk mengatasi masalah ini sebelum korban jiwa berjatuhan. “Kami mohon perhatian serius dari dinas terkait. Cukup sudah korban kecelakaan di titik ini. Kami butuh solusi, bukan janji,” desak Muknan

Hingga berita ini diturunkan, pihak dinas terkait Pemkab HSU belum dapat dikonfirmasi mengenai rencana penanganan lokasi rawan kecelakaan ini. Warga berharap usulan zebra cross dan rambu-rambu pengendali kecepatan segera direalisasikan untuk keselamatan bersama.

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )