
Suasana Haru Warnai Pertemuan Anak-Anak Pelaku dan Korban Bully dengan Istri Bupati Balangan
STORYBANUA. COM, BALANGAN – Suasana haru dan penuh penyesalan menyelimuti pertemuan antara anak-anak yang terlibat dalam video perundungan (bullying) viral dengan Hj. Sri Huriyati Abdul Hadi, Istri Bupati Balangan yang akrab disapa Bunda Srie. Pertemuan ini menjadi momen refleksi dan perbaikan bagi semua pihak yang terlibat.
Latar Belakang
Pertemuan ini digelar menyusul viralnya sebuah video yang memperlihatkan aksi perundungan yang melibatkan sejumlah anak. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Balangan.
Isi Pertemuan: Curhat dan Janji untuk Berubah
Dalam pertemuan yang berlangsung penuh keakraban tersebut, terjadi dialog dari hati ke hati antara Bunda Srie dan anak-anak.
1. Penyesalan dan Pengakuan Salah:
Baik pelaku maupun korban secara terbuka menyesali kejadian yang telah terjadi. Mereka dengan tulus mengakui kesalahan masing-masing.
2. Saling Memaafkan:
Atas dasar penyesalan yang mendalam, mereka kemudian saling memaafkan. Proses maaf-memaafkan ini ditekankan terjadi tanpa adanya unsur paksaan dari pihak manapun.
3. Janji untuk Tidak Mengulang:
Kepada Bunda Srie, anak-anak tersebut berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka di masa yang akan datang. Mereka menyadari bahwa perundungan adalah tindakan yang tidak terpuji.
Fakta Mengejutkan: Pelaku dan Korban Masih Berstatus Pelajar SD
Salah satu hal yang mengejutkan yang terungkap dalam pertemuan ini adalah bahwa semua anak yang terlibat, baik pelaku maupun korban, ternyata masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Fakta ini semakin menguatkan pentingnya pendampingan dan bimbingan bagi anak-anak seusia mereka.
Tindak Lanjut: Pendampingan dan Pembinaan Berkelanjutan
Meskipun telah terjadi perdamaian, proses hukum dan pendampingan tidak serta-merta berhenti. Untuk memastikan pemulihan dan perubahan perilaku yang berkelanjutan, akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
· Pengawasan dan Pendampingan: Anak-anak akan mendapatkan pengawasan serta pendampingan intensif dari PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) dan Kepolisian.
· Pembinaan Psikolog: Mereka juga akan mengikuti pembinaan oleh psikolog untuk memulihkan kondisi mental dan membangun karakter yang lebih positif.
Pertemuan ini diharapkan menjadi titik balik bagi anak-anak untuk belajar dari kesalahan dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.